Siswa SMK PIKA Ikuti World Skill Competition di Brasil

Semarang, 7/7 (BeritaJateng.net)-Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pendidikan Industri Kayu (PIKA) mengirimkan siswanya pada ajang World Skill Competition di Sao Paulo Brasil,  pada 5 Agustus 2015 mendatang. Kepala Pusat Pengembangan dan Pelatihan Industri Kayu (PPPIK) PIKA, RN Among Subandi, mengatakan yang berangkat ini adalah anak yang sudah mendapat juara tingkat daerah, nasional, ASEAN.

“Mereka harus juara lomba ketrampilan siswa tingkat Nasional yang diadakan oleh Diknas, kemudian skill yang diadakan oleh Kementerian Tenaga Kerja serta juara tingkat ASEAN berlanjut hingga World Skill Competition tingkat Dunia dibawah koordinasi Dinas Pendidikan Nasional, “jelasnya, Selasa (7/7).

Pada kompetisi ini ungkapnya jurusan kayu membuat project seperti furniture, gambarnya sudah disiapkan oleh para ahli dari Brazil. Sekitar 30% mereka tidak tahu gambar yang diujikan. Mewakili tingkat kejuruan masing-masing satu siswa. Ada 2 siswa, jurusan kabinet making dari SMK 4 Jakarta, Syahrullah Noer (20) dan joinery dari SMK PIKA, Rudi Yanto (22). Pelatihannya semua ada di SMK PPPIK PIKA Semarang.

Rudi Yanto (22) dari SMK PIKA merupakan lulusan SMK PIKA tahun 2009. Ia mengatakan persiapan ke Brazil mulai dari tingkat daerah seleksi se Jawa Tengah juara 1, naik ke tingkat nasional menang juara 1. “Juara 1 tahun kemarin dengan tahun ini diadu, pemenangnya itulah yang berangkat ke Brazil,”ujarnya.

“Persiapan kurang lebih selama 8 bulan untuk training. Awal mula bisa ikut kompetisi sudah dari kelas 1 dilihat sama guru-guru agak menonjol, terus ditarik ikut lomba pas kelas 2 mengikuti perlombaan dan menang, “tambahnya.

Lanjutnya, maju tingkat nasional menang sampai sekarang. Pada kompetisi ini persiapan alat sudah dikirim, dan untuk perjalanan memakan waktu sekitar setengah bulan. Ia akan berkompetisi dengan kompetitor sekitar 20 negara. “Liat kompetitor dianggap sama saja. Perasaannya bangga dan senang bisa membawa nama dan bendera Indonesia di tingkat Internasional, “imbuhnya saat sedang training.

Expert Joinery, G. Sugeng Rahayu W, S. E, menambahkan kendala dalam setiap perlombaan pasti ada, tetapi ada forum diskusi. Dari masing-masing expert mengirimkan soal 3 bulan sebelum lomba, kemudian dipilih, dan pertengahan bulan ini baru diketahui. “Soal yang ada di sini sampai di Brasil akan dirapatkan lagi mengusulkan 30 persen perubahan, jadi siswa tidak seperti robot, hafalan. Kalau mereka tidak memahami gambar dia tidak akan bisa mengerjakan. Waktunya hanya 22 jam 2 modul, jadi masing-masing waktunya 11 jam, “tuturnya.

Sugeng mengaku membimbing World Skill Competition sudah 3 kali. “Materi selalu berkembang, melihat kemampuan anak dan peralatannya. Belajar dari Korea, Taiwan, Jepang punya daya juang yang tinggi. Kedekatan personality itu penting, dia tidak perlu ngomong kita sudah paham, karena ada ikatan moral. Kita ketemu orang Prancis juga tidak begitu pintar bahasa Inggris, taiwan juga. Hampir sama mereka memakai bahasa campuran isyarat, “paparnya.

Masih di tempat pelatihan yang sama, Syahrullah Noer (20) yang baru lulus dari SMK 4 Jakarta Utara ini pun menjelaskan persiapannya berangkat ke Brasil panjang sekali. “Persiapannya alhamdulillah, saya puasa, secara mental harus siap menahan hawa nafsu. Harus berani, siap dengan apa yang dibawa di sini. Membuat Kabinet Lemari contoh soal dari Korea, “ujarnya.

Ia mengatakan masing-masing negara memberi soal tetapi dipilih. Menurutnya yang terpilih ada dari Korea, Vietnam, Irlandia. “Minggu kemarin sudah terpilih, soalnya dari Irlandia. Sistem perlombaannya membuat dari kayu-kayu batangan terus diolah, “imbuh Syahrul. (BJT01)

sumber : http://beritajateng.net

Tinggalkan Balasan