Jakarta — Pancasila bagi bangsa Indonesia, bukan hanya sebagai dasar negara, namun juga ideologi, pandangan hidup, dan pemersatu, yang dirumuskan dari nilai-nilai luhur budaya bangsa. Sejarah mencatat berbagai usaha telah terjadi untuk mengganti Pancasila dengan ideologi atau nilai-nilai lain, salah staunya Gerakan 30 September 1965. Namun usaha tersebut tidak membawa perubahan karena kuatnya kesadaran dan pemahaman bangsa Indonesia akan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Oktober, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyelenggarakan upacara di tingkat nasional.
Tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada tahun ini adalah “Wewujudkan Nilai-nilai Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa”. Direktur Jenderal Kebudayaan, Kacung Maridjan, yang bertindak sebagai Ketua Penyelenggara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila mengatakan, tema tersebut diambil karena secara substansi, orang yang memiliki kepribadian akan disegani dan dihormati orang lain. Hal itu pula yang diharapkan terjadi pada bangsa Indonesia dengan kepribadian yang berlandaskan Pancasila, yaitu dihormati dan disegani bangsa lain.
“Pancasila itu tidak sekedar slogan, tetapi dipraktikkan. Pancasila akan sakti kalau Pancasila jadi kepribadian,” ujarnya saat jumpa pers Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, di Gedung E Kemdikbud, Jakarta, (27/7). Kacung menambahkan, dengan memperingati Hari Kesaktian Pancasila rutin setiap tahun, akan menjadi pengingat bagi kita bahwa kita sebagai bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai luhur yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai modern.
Penyelenggaraan upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila menjadi tanggung jawab Kemdikbud yang bekerja sama dengan seluruh instansi pemerintah serta BUMN. Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila akan berlangsung pada Selasa pagi, 1 Oktober 2013, di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta Timur. Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Para peserta upacara dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari TNI dan Polri. Sedangkan kelompok kedua terdiri dari siswa SD, SMP, dan SMA terpilih, mahasiswa Universita Negeri Jakarta, perwakilan organisasi kepemudaan, serta Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) DKI Jakarta. Selain itu tamu undangan yang akan hadir di antaranya para pejabat tinggi negara, duta besar negara-negara sahabat, keluarga pahlawan revolusi, dan tamu khusus kenegaraan lainnya. (DM)
sumber : http://kemdikbud.go.id